Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, kita dikelilingi bukan saja oleh hal-hal yang kasat mata tetapi juga oleh hal-hal yang tidak kasat mata seperti suara-suara yang masuk ke telinga kita : teater dan simfoni, permainan sepak bola dan berita-berita, talk shows dan musik pop, misalnya. Dipancarkan dari stasiun-stasiun televisi, hal-hal yang kasat mata serta suara-suara itu menjadi sesuatu yang terlihat nyata di mata dan nyaman di telinga begitu kita menyalakan pesawat televisi.
Namun, di sekeliling kita terdapat pula hal-hal yang kasat mata dan suara-suara yang agak “berbeda,” seperti : pesan-pesan cinta dan kebenaran, gambaran keagungan dan keindahan. Hal-hal yang kasat mata serta suara-suara ini akan menjadi lebih jelas dan lebih indah terdengar ketika kita memalingkan hati dan pikiran kita kepada Allah.
Kita mengetahui bahwa hal-hal yang bersifat kasat mata dan suara-suara yang dapat didengar oleh telinga itu awalnya ditangkap dan direkam oleh kamera televisi, lalu dipancar-siarkan melalui studio, dan pada gilirannya kemudian diterima melalui pesawat televisi di rumah kita. Barangkali kita tidak begitu jelas memahami bagaimana Tuhan mengirimkan pesan-pesan-Nya kepada kita atau bagaimana kita menerima pesan-pesan itu. Tetapi melalui tradisi-tradisi yang ada pada orang-orang Yahudi dan Kristen, kita belajar bahwa Allah berkomunikasi dengan kita melalui keindahan alam, melalui peristiwa-peristiwa di dalam hidup kita, dan juga melalui pengalaman-pengalaman doa kita. Kita juga belajar bahwa kita mendengarkan Allah melalui penyelarasan perasaan, intelektualitas, ingatan dan kehendak hati, imajinasi dan emosi-emosi kita akan realitas kehadiran, tindakan, dan komunikasi Allah.
Kualitas gambar dan suara yang kita terima melalui pesawat tv bergantung pada banyak hal. Cuaca atau alat-alat listrik di rumah kita, antena yang berkarat atau pesawat tv yang sudah tua dapat mengganggu kualitas gambar di layar dan suara di speaker pesawat tv. Begitu pula kualitas gambar dan pesan yang kita terima dari Allah dapat terhalang oleh pelbagai macam faktor. Pikiran-pikiran kita dapat terbutakan oleh dosa. Pesan-pesan yang menyesatkan yang menolak keberadaan Allah dapat mendistorsi hati kita. Perasaaan dan intelektualitas, ingatan dan keinginan, imajinasi dan emosi-emosi kita mungkin begitu terbebani dengan keinginan mengejar hal-hal duaniawi sehingga hampir mustahil memberikan perhatian kita secara langsung kepada Allah.
Inspirasi Alkitabiah
Dewasa ini berkat kemajuan teknologi telah memungkinkan bagi kita untuk mengatasi pelbagai hambatan sehingga penerimaan siaran televisi menjadi semakin baik. Sinyal-sinyal selain dipancarkan melalui antena kenvensional kini juga dipancarkan melalui satelit. TV Kabel memungkinkan penerimanya mengakses langsung dari sumbernya. Film-film kini direkam dalam format VCD atau DVD dan dapat diputar ulang melalui player dengan ketajaman gambar dan kejernihan suara yang luar biasa.
Teknologi tidak dapat menghilangkan hambatan-hambatan yang menjadi penghalang hubungan Allah dengan kita, tetapi “inspirasi” yang berasal dari Allah mampu mengatasi penghalang-penghalang tersebut. Dalam sejarah Yahudi dan Kristen kita mengenal orang-orang yang mencari Allah dengan begitu intens sehingga pada akhirnya mereka bisa “melihat wajah Allah” dan mampu “mendengar suara Tuhan.” Dengan kata lain, mereka mendapat inspirasi Allah.
Pengalaman mereka akan Allah melalui alam, orang, peristiwa, dan doa barangkali tidak jauh berbeda dengan apa yang kita alami pada saat kita menemukan Allah. Pada beberapa kasus, mereka mendapat inspirasi Allah melalui pekerjaan penelitian “ilmiah” tanpa menyadari bahwa Allah telah bekerja melalui mereka (2 Mak
Apakah mereka memperoleh inspirasi melalui proses-proses alami atau melalui peristiwa-peristiwa mukjijat, yang jelas mereka tetap menyampaikan pengalaman-pengalaman itu kepada yang lainnya. Kadangkala, komunitas Yahudi maupun Kristiani menganggap persepsi-persepsi mereka akan Allah sebagai otentik, lantas mencatat persepsi-persepsi tersebut, dan kemudian memeliharanya sebagai sesuatu yang sakral. Dari masa ke masa di bawah bimbingan Allah, komunitas itu mengumpulkan tulisan-tulisan sakral itu menjadi sebuah buku yang menyatakan iman mereka dan membantu membentuk iman generasi-generasi mendatang.
Mengingat Kitab Suci berasal dari penulis-penulis yang mendapat inspirasi melalui komunitas, maka persepsi-persepsi akan Allah yang terdapat dalam Kitab Suci berbeda dari persepsi-persepsi yang bukan berasal dari Kitab Suci. Persepsi-persepsi akan Allah di dalam Kitab Suci memiliki kedudukan khusus karena persepsi-persepsi itu dipahami oleh komunitas, yakni Gereja, sebagai inspirasi Allah.
Kitab Suci Dewasa ini
Mengingat Allah memberi inspirasi kepada penulis-penulis Kitab Suci melalui cara sedemikian rupa sehingga inspirasi itu diakui oleh Gereja, maka Kitab Suci itu sendiri yang berbicara kepada kita dewasa ini. Kita mampu dan menjadi keharusan bagi kita untuk senantiasa berkomunikasi dengan Allah melalui doa-doa pribadi. Namun kita tetap harus berjuang dan berusaha. Sebagaimana pesawat tv yang sangat bergantung pada antena yang lokasinya jauh dari stasiun pemancar, kita kerap menerima gambar dan suara yang kurang baik kualitasnya serta pesan-pesan yang kerap dibalut oleh dosa-dosa. Kitab Suci bisa kita ibaratkan dengan sebuah alat perekam VCD/DVD di mana kita bisa menyandarkan seluruh kesadaran dan visi-visi serta pesan yang kita terima tanpa salah dari Allah.
Melalui Kitab Suci gambaran-gambaran tentang Allah diwariskan kepada kita oleh Abraham, Musa, dan komunitas Yahudi. Melalui Kitab Suci gambaran-gambaran mengenai Allah disampaikan oleh Lukas, Paulus, serta komunitas Kristen Perdana. Melalui seluruh kitab di dalam Kitab Suci, gagasan-gagasan kita mengenai Allah diklarifikasi dan kemampuan kita berbicara dengan Allah ditingkatkan mutunya. Kitab Suci menempatkan hubungan kita dengan Allah dengan cara yang istimewa dan penuh daya!
Latar Belakang Sejarah Kitab Suci – “SM.”
Penyusunan Kitab Suci sejalan dengan sejarah manusia. Siapa pun yang ingin mengenal secara mendalam Kitab Suci mau tak mau ia harus juga memahami sejarah komunitas Yahudi dan Kristen Perdana yang melahirkan Kitab Suci itu. Kita akan mempelajari sejarah tersebut pada bab-bab berikutnya. Pada Bab Dua ini kita akan melihat secara sekilas peristiwa-peristiwa penting sebagai kerangka untuk mempelajari sejarah itu lebih lanjut.
Peristiwa penting itu bermula dari seorang yang bernama Abram, berasal dari
Tahun 1250 S.M. seorang Ibrani bernama Musa mendengar suara Allah yang menyuruhnya menjadi pemimpin orang-orang sebangsanya (dikenal juga dengan sebutan
Kira-kira tahun 1020 S.M. Saul, seorang pemimpin yang memiliki kharisma, mulai mempersatukan suku-suku
Setelah pecah kedua kerajaan bukannya bertambah baik kondisinya tetapi justru sebaliknya : tidak ada kepemimpinan yang kuat dan rakyatnya jatuh ke dalam dosa karena berpaling dari Allah. Pada tahun 721 S.M. bangsa Asyur (kini bagian
Beberapa dekade kemudian, Cyrus raja
Pada tahun 332 S.M., Alexander Agung mengambil alih pemerintahan. Setelah kematiannya, bangsa Mesir dan Asyur silih berganti menaklukkan bangsa Yahudi, dan tahun 167 S.M orang-orang Asyur membantai orang-orang Yahudi dengan kejam. Namun demikian orang-orang Asyur mendapat perlawanan keras dari sebuah keluarga Yahudi yang pemberani bernama Makabe, yang berhasil merebut kemerdekaan pada tahun 142 S.M. Masa meredeka in tidak berlangsung lama, karena pada tahun 63 S.M orang-orang Roma menaklukkan Yerusalem dan menetapkan Palestina (gabungan Idumea, Yehuda, Samaria, dan Galilea) sebagai negara boneka. Tahun 37 S.M. Herodes Agung diangkat oleh orang-orang Roma sebagai raja : kejam tetapi ia berusaha membangun negara tanpa kenal lelah. Pemerintahannya berakhir pada tahun 4 S.M. Kira-kira dua tahun menjelang habis masa pemerintahannya, Yesus Kristus lahir. (
Latar Belakang Sejarah Kitab Suci – “M.”
Yesus dibesarkan di
Tetapi, popularitas Yesus dianggap membahayakan orang-orang Saduki dan Herodian, kelas masyarakat yang berkuasa di antara orang-orang Yahudi pada waktu itu. Mereka lalu bekerjasama dengan orang-orang Romawi, karena mereka khawatir pengikut Yesus yang jumlahnya besar itu akan melancarkan suatu pemberontakan. Kelas masyarakat lain yang juga penting di Palestina, Farisi, tersinggung ketika Yesus mengkritisi ketaatan mereka atas anggapan bahwa manusia akan diselamatkan hanya dengan melaksanakan ribuan peraturan secara rinci yang diwariskan kepada mereka. Kemudian, orang-orang Saduki, Herodian, dan Farisi berkomplot melawan Yesus. Dengan bantuan Yudas Iskariot, satu dari antara ke-12 murid, Yesus ditangkap, diajukan ke pengadilan tinggi -- Sanhedrin -- yang tidak jujur dan dijatuhi hukuman mati. Karena pemuka-pemuka Yahudi tidak mau dipersalahkan atas kematian Yesus, mereka menginginkan Yesus dihukum salib, jenis hukuman mati ala Romawi, dan yang menjatuhi hukuman itu adalah Ponsius Pilatus, Gubernur Roma. Yesus disalibkan pada hari Jum’at siang di antara dua orang kriminal di suatu tempat bernama Golgota, di luar tembok Yerusalem. Ia wafat setelah menderita sengsara selama beberapa jam. Dan seorang serdadu Roma menikam lambung Yesus guna memastikan bahwa Ia benar-benar telah meninggal. Setelah itu, Yesus dikuburkan dan makam Yesus ditutup dengan sebuah batu besar. Serdadu-serdadu diperintahkan untuk menjaga makam itu. Musuh-musuh Yesus beranggapan bahwa mereka telah mengalahkanNya untuk selama-lamanya.
Tetapi pada Minggu pagi, kuburan diketemukan dalam keadaan terbuka dan kosong. Tidak ada seorang pun mengetahui apa yang terjadi sampai ketika Yesus menampakkan diri di hadapan murid-murid-Nya dengan penuh kemuliaan. Ia tidak lagi dibatasi oleh dimensi waktu dan ruang. Selama kurun waktu empat puluh hari, Yesus kerap menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dan juga kepada beberapa orang lainnya. Ia mengingatkan kembali murid-murid-Nya bahwa tentang kematian dan kebangkitan-Nya yang telah diramalkanNya sebelumnya sebagai jalan Allah mengalahkan maut dan membawa umat manusia kepada kehidupan kekal. Ia memerintahkan kepada murid-muridNya untuk mengajarkan “Kabar Gembira penyelamatan” ini ke seluruh dunia, ajar mereka bahwa mereka adalah tanda kehadiranNya yang berkelanjutan di muka bumi. Setelah berkata demikian Ia terangkat ke surga. Sepuluh hari kemudian murid-murid Yesus disentuh oleh kekuatan Roh Allah. Dipimpin oleh Petrus, orang pertama di antara murid-murid, mereka mulai mengajar kepada ribuan orang bahwa Yesus yang bangkit adalah Mesias yang diharapkan kedatangannya oleh orang-orang Yahudi. Mereka mengajak para pendengarnya untuk beriman kepada Yesus dan bersatu dengan Yesus melalui pembabtisan.
Jumlah orang yang percaya kepada Yesus bertambah menjadi ribuan banyaknya, tetapi tentangan dari pemuka-pemuka Yahudi juga semakin menguat. Pada tahun 36, enam tahun setelah Yesus bangkit, penganiayaan terhadap pengikut-pengikut Yesus marak di mana-mana, dimotori oleh seorang Farisi bernama Saulus. Ia menyaksikan hukuman mati yang dijatuhkan kepada Stefanus, seorang pemimpin gereja. Dan Saulus memasukkan banyak pengikut Kristus ke dalam penjara.
Lalu terjadilah peristiwa yang sangat dramatis dan tak terduga. Saulus mengalami penampakan Yesus Kristus yang bangkit dan mulai memproklamirkan bahwa Yesus adalah Mesias. Orang-orang percaya lainnya yang dipaksa ke luar Yerusalem oleh pemuka-pemuka Yahudi, mulai mengajarkan Kabar Gembira penyelamatan ini kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi. Kendati dibawah ancaman penganiayaan, para pengikut Kristus – yang belakangan disebut orang-orang Kristen --, terus mengajarkan Kabar Gembira ini. Orang-orang yang percaya terus bertumbuh dan saling mengasihi satu sama lain. Perlahan-lahan mereka menanggalkan hubungan mereka dengan ke-Yahudi-an, karena penganiayaan dan karena banyak orang Yahudi yang menolak Yesus sebagai Mesias.
Kekristenan segera menyebar melalui wilayah-wilayah yang sudah beradab. Saulus, yang berganti nama menjadi Paulus dan misionaris-misionaris lainnya mewartakan ajaran Yesus di wilayah Asia Kecil, Eropa, Afrika, dan
Roma mengambil peran penting dalam perkembangan Kekristenan selanjutnya. Setelah Herodes Agripa mati pada tahun 44, pemberontak-pemberontak yang disebut orang-orang Zelot, mulai melancarkan “perang suci” melawan pendudukan Roma. Dan pada tahun 66 perang itu meletus menjadi sebuah revolusi besar. Dan pada tahun 70 orang-orang Romawi menghancurkan Yerusalem, membantai penduduknya, dan menjadikan
Masa-masa penganiayaan oleh orang-orang Roma terus berlanjut, tetapi gereja juga terus berkembang. Pada tahun 100 para pengikut Kristus berkisar antara 300.000 – 500.000. Dan pada tahun 313, ketika jumlah orang-orang Kristen menjadi beberapa juta, Kaisar Roma, Constantine, mengeluarkan Deklarasi Milano, mememberikan semacam “toleransi” agama kepada Gereja. Kekristenan kemudian menjadi Gereja Katolik (gereja universal), seperti yang dikehendaki oleh Kristus sendiri.
Penyusunan Perjanjian Lama
Orang-orang Yahudi memandang Abraham sebagai “bapa orang-orang beriman” dan Musa sebagai pemimpin yang membawa mereka dari perbudakan menuju kepada kebebasan. Pemberian penghormatan istimewa kepada Abraham dan Musa ini karena kitab-kitab suci orang Yahudi (Perjanjian Lama) merujuk kepada kedua orang ini. Baik keturunan Abraham maupun Musa mewariskan kisah-kisah kepahlawanan serta ajaran-ajaran kedua “orang besar” ini dari generasi ke generasi. Dan mereka juga mengaitkan latar belakang tradisi-tradisi iman mereka dengan mazmur dan cerita kepahlawanan, puisi dan perumpamaan, legenda dan hukum.
Tetapi kisah-kisah, tradisi-tradisi, dan iman mereka belum menemukan bentuknya sampai kira-kira 100 tahun sesudah Kebangkitan Kristus.
Selama masa periode penyusunan Pentateuch, kitab-kitab lain juga ditulis. Tradisi Deuteronomist memproduksi kitab-kitab sbb : Yosua, Hakim-Hakim, 1 dan 2 Samuel, dan 1 dan 2 Raja-Raja, yang meletakkan interpretasi teologi atas peristiwa-persitiwa dalam sejarah Israel dari Keluaran sampai kepada jatuhnya Yerusalem. Para Pengkotbah Ulung dan pemimpin spiritual yang dikenal dengan para nabi, mengajak umat
Dengan dibangunnya kembali Bait Allah kehidupan religius di seputar tempat suci itu tumbuh kembali. Selama beberapa abad lagu-lagu yang digunakan untuk peribadatan di Bait Allah dikumpulkan bersama dengan puisi-puisi religius dan pedoman hidup, kemudian disusun menjadi Kitab Mazmur beberapa abad sebelum Kristus lahir. Dari abad 10 – 5 S.M, bentuk-bentuk karya tulis lainnya disusun seperti (a). kumpulan Kitab Kebijaksanaan; (b). Kitab Rut yang berisi kisah-kisah religius yang dimaksudkan untuk mengajarkan hal-hal yang bersifat keagamaan; (c) juga Kitab Ayub yang berisikan refleksi problema kehidupan.
Pada abad ke-4 S.M, upaya-upaya untuk melihat kehadiran Allah dalam peristiwa-peristiwa sejarah menemukan ekspresinya dalam pelbagai tulisan pada Kitab-Kitab Tawarikh (Tawarikh 1 dan 2, Ezra, dan Nehemia). Sebagai bangsa yang sadar akan serangan negara-negara di sekitarnya seperti Yunani, Mesir, dan Asyur, para penulis menyusun cerita yang berkaitan dengan peperangan itu seperti Tobit, Yudit, dan Ester, yang mengajarkan tentang hakikat kesetiaan, penghormatan, keberanian, dan kepercayaan kepada Tuhan. Pengalaman-pengalaman yang behubungan dengan penderitaan akibat peperangan menggugah para pemuka
Kapan tepatnya seluruh kitab-kitab yang telah kita bahas di muka, menemukan bentuknya menjadi Perjanjian Lama seperti yang kita kenal dewasa ini? Pada waktu orang-orang
Pada masa itu nampaknya ada dua kumpulan kitab suci yang umum dipergunakan. Pertama, dalam bahasa Ibrani, yang dipergunakan orang-orang Israel di Palestina. Kedua, dalam bahasa Yunani, yang disebut juga Septuagint (dari kata-kata Yunani yang berarti tujuh puluh, yang mengikuti tradisi bahwa kitab-kitab itu dikerjakan oleh 70 penterjemah) atau
Penyusunan Perjanjian Baru dan Kitab Suci Kristiani
Setelah Kristus Bangkit, para misionaris menyebarkan Kabar Gembira yang diajarkan Yesus Kristus ke pelbagai wilayah. Dalam perjalanan waktu orang-orang Kristen merasa bahwa ajaran-ajaran Yesus perlu dilestarikan dalam bentuk tulisan. Kemudian kumpulan tulisan-tulisan yang berisi ajaran Yesus mulai muncul. Pada tahun 51 atau 52 Rasul Paulus mulai menulis
Dalam masa itu pula, kitab-kitab suci orang Yahudi dievaluasi oleh orang-orang Kristen. Karena seluruh Perjanjian Baru ditulis dalam Yunani yang diperuntukkan bagi orang-orang Kristen Yahudi yang berbahasa Yunani dan orang-orang yang bukan Yahudi, maka penulis-penulis Perjanjian Baru menggunakan Perjanjian Lama versi Alexandria (Septuagint) sebagai nara sumber. Penulis-penulis Perjanjian Baru kerap mengutip dari Perjanjian Lama versi
Terdapat sedikit ketegangan pada abad 16, ketika Martin Luther dan kelompok Protestan lainnya menolak versi
Bahasa-bahasa Kitab Suci
Sebagian besar Perjanjian Lama ditulis dalam Ibrani. Kitab Tobit dan sebagian dari Kitab Daniel, Ezra, dan Ester ditulis dalam
Pertanyaan Untuk Bahan Diskusi dan Renungan
Coba Anda bayangkan mengenai suatu situasi di dalam Kitab Suci ketika seseorang berjumpa dengan Allah melalui alam, orang, peristiwa, dan doa? Sebutkan serinci mungkin (spesifik) dan semampu Anda dalam kaitannya dengan situasi saat Allah mengungkapkan diri-Nya pada masing-masing kasus tersebut. (Beberapa contoh : 1 Raja-raja 19:9-13 (alam); Kisah 9:1-9 (orang); Mazmur 78 (peristiwa); Keluaran (33:7-11 (doa). Dapatkah Anda mengingat kejadian pada saat Anda mengalama peristiwa Allah melalui alam, orang. Peristiwa, dan doa?
Aktivitas
Hapalkan atau setidaknya berusaha agar Anda mengenal tahun-tahun persitiwa penting ini :
S.M. (Sebelum Masehi) | M (Masehi) | ||||
| | | | | |
1900 | Abraham | | 26 | Yesus mulai mengajar | |
1720 | Yusuf dan Saudara-saudaranya di Mesir | | 30 | Penyaliban dan Kebangkitan Kristus | |
1250 | Musa dan Orang | | 36 | Penganiayaan orang-orang Kristen oleh Saulus | |
1000 | Daud Berkuasa | | 51 | Kitab Pertama Perjanjian Baru ditulis | |
922 | Kerajaan Yahudi Pecah | | 70 | Penghancuran Yerusalem oleh orang-orang Romawi | |
721 | Kerajaan Utara jatuh ke Asyur | | 125 | Kitab-kitab Perjanjian Baru selesai disusun | |
587 | Kerajaan Selatan jatuh ke | | 313 | Dekrit Milano | |
539 | Kembali dari pembuangan | | 382 | Konsili Roma menetapkan 73 kitab sebagai Kitab Suci | |
515 | Bait Allah dibangun kembali | | 1546 | Konsili Trente menetapkan versi | |
445 | Tembok Yerusalem didirikan kembali | | | | |
332 | Alexander Agung menaklukkan Palestina | | | | |
167 | Penganiayaan oleh orang-orang Asyur dan pemberontakan Makabe | | | | |
142 | | | | | |
63 | Kerajaan Romawi menaklukkan Yerusalem | | | | |
37 | Herodes Agung | | | | |
6 | Yesus Kristus lahir | | | | |
| | | | | |
Sebagian besar terbitan Kitab Suci menyediakan peta wilayah yang dihuni orang-orang Yahudi. Cobalah mengenal wilayah-wilayah tersebut. Perhatikan bahwa dari waktu ke waktu wilayah orang-orang Yahudi itu dinamai berbeda-beda : Sebagai Tanah Terjanji,
Renungkan dengan tenang dalam beberapa menit mengenai hal-hal yang kasat mata serta suara-suara di sekeliling anda. Kemudian nyalakan pesawat radio, dan carilah beberapa stasiun pemancar. Suara-suara radio itu tetap ada di
No comments:
Post a Comment